Sejarah Pendidikan Kejuruan di
Indonesia
Sejarah pendidikan teknik dan kejuruan di Indonesia diawali
dengan didirikannya Ambacht School van Soerabaja tahun 1853 oleh pihak swasta.
Sekolah ini terutama ditujukan untuk laki-laki keturunan Eropa khususnya
Belanda, dari golongan miskin yang tinggal di Hindia Belanda ketika itu.
Pada akhir abad ke-19 pemerintah Hindia Belanda mendirikan suatu lembaga pendidikan di Jakarta dengan nama Ambacht Leergang. Kemudian pada tahun 1901 dilanjutkan dengan pembukaan lembaga pendidikan bernama Koningin Welhelmina School (KWS) yang para siswanya terdiri atas tamatan Europeese School yang diperuntukan khusus untuk orang-orang Eropa.
Pada akhir abad ke-19 pemerintah Hindia Belanda mendirikan suatu lembaga pendidikan di Jakarta dengan nama Ambacht Leergang. Kemudian pada tahun 1901 dilanjutkan dengan pembukaan lembaga pendidikan bernama Koningin Welhelmina School (KWS) yang para siswanya terdiri atas tamatan Europeese School yang diperuntukan khusus untuk orang-orang Eropa.
Pendidikan teknik dan kejuruan tingkat pertama di Indonesia
menjelang akhir masa penjajahan Belanda hingga masa pendudukan Jepang
(1942-1945) terdiri atas: Ambacht Leergang, yang mempersiapkan pekerja-pekerja
tukang, Ambacht School, yang memberikan latihan yang lebih tinggi, dan
Technische School, yang memberikan latihan yang lebih tinggi dan bersifat
teoritis.
Ketiga jenis lembaga pendidikan teknik dan kejuruan ini tetap bertahan sesudah Indonesia merdeka dengan mengalami perubahan-perubahan nama dan beberapa perubahan kurikulum. Perkembangan jumlah sekolah berjalan pesat sesuai dengan meningkatnya minat para pemuda untuk menuntut pengetahuan teknik dan kejuruan.
Ketiga jenis lembaga pendidikan teknik dan kejuruan ini tetap bertahan sesudah Indonesia merdeka dengan mengalami perubahan-perubahan nama dan beberapa perubahan kurikulum. Perkembangan jumlah sekolah berjalan pesat sesuai dengan meningkatnya minat para pemuda untuk menuntut pengetahuan teknik dan kejuruan.
lanjutan: http://yppti.org/index.php?option=com_content&view=article&id=47:sejarah-pendidikan-kejuruan-di-indonesia&catid=5:artikel&Itemid=4
pandangan dan komentar tentang artikel di atas
Artikel ini
membahas tentang awal mulanya pendidikan kejuruan di Indonesia, dari sini dapat
kita ketahui bahwa semua pendidikan kejuruan di Indonesia bermula pada abad 19
dan diprakarsai dan bibangun oleh tangan asing (penjajah saat itu), yang tujuan
awalnya adalah untuk kepentingan mereka sendiri yaitu untuk mendidik dan
mengajar kepada anak-anak mereka yang saat itu harus mendapatkan pengetahuan
agar tidak terdepak dari kekejaman jaman saat itu. Memang status penjajah tidak
mengurungkan niat untuk hanya menyiksa dan mengambil untung dari masyarakat
pribumi kita, tetapi mereka juga membutuhkan dasar ilmu yang penting untuk
kelangsungan hidup mereka saat itu, dan pendidikan yang pertama-tama adalah
tentang keterampilan dasar pekerjaan manusia.
Setelah masa
kemerdekaan, banyak sekolah peninggalan mereka yang akhirnya menjadi sekolah
yang khusus untuk kepentingan yang sangat dibutuhkan bangsa kita, sekolah yang
bisa menjadikan lulusannya punya keterampilan, ilmu dan dapat langsung bekerja
dengan kemampuan mereka yang didapat dari sekolah itu. Sekolah pertukangan,
sekolah pertukangan lanjutan dan lain-lain adalah suatu pondasi yang sangat
berpengaruh dalam pengembangan pendidikan yang bertujuan mengembangkan skill and knowledge di mana sangat
dibutuhkan bangsa Indonesia yang sedang dalam tahap berkembang.
Sampai saat
sekarang pun pendidikan kejuruan di Indonesia masih bisa berkembang, di mana
terdapat banyak sekali peluang usaha yang bisa digali dari setiap sumber daya
di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Memang tidak
dengan mudah dapat kita cari peluang usaha maupun peluang kerja bila hanya
mengandalkan keterampilan saja, tetapi dengan kita me-rediscover setiap sumber daya yang dapat kita manfaatkan maka akan
banyak kita ketahui peluang usaha baru. Lalu dengan kita temukan peluang usaha
baru itu, kita eksplorasi peluang itu, apakah kita sudah mampu mengembangkannya
dan membangunnya. Bila belum, di sinilah peluang pengembangan pendidikan
kejuruan yang dibutuhkan. Dengan membuka jurusan atau program keahlian baru
yang kita sesuaikan dengan peluang yang ada, maka akan ada lulusan yang siap
mengembangkan peluang itu yang dapat berarti secara tidak langsung ikut
mengembangkan perekonomian Indonesia. Dengan peluang usaha baru, akan ada
pekerjaan baru yang bisa mengurangi jumlah pengangguran di negeri ini, di mana
berasal dari pendidikan kejuruan yang mengajarkan tentang tidak hanya
keterampilan tetapi juga ilmu pengetahuan lain yang saling mendukung dan ber-korelasi.
Dari pendidikan
kejuruan yang ada, untuk membuka program kejuruan yang baru ataupun sekolah
yang baru akan banyak sekali tantangan dan masalah. Ekonomi yang jarang pasang
tetapi sering surut, status sosial tiap orang yang beranekaragam, pemahaman
tentang sekolah yang berbeda-beda, keragu-raguan masyarakat pada kemampuan diri
mereka sendiri bisa menjadi faktor tantangan yang berat. Kita sudah punya
sumber daya yang disediakan alam, tinggal kita manfaatkan dengan baik maka akan
baik juga hasilnya, tetapi dari masyarakat kita sendirilah yang tidak yakin dan
takut untuk berusaha dengan berbagai macam alasan dan masalah seperti uang,
waktu, ragu-ragu. Banyak dari masyarakat kita dari keluarga kurang mampu, untuk
makan saja sulit apalagi untuk sekolah, untuk mencari makan perlu bekerja dan
waktu untuk bekerja tidak bisa digantikan untuk bersekolah, bayangkan saja anak
umur 10 tahun sudah bisa cari uang dengan mengamen, cari rongsokan, jual koran,
mungkin saja mereka berpikir, “jika aku sekolah aku perlu uang yang tidak
sedikit, tetapi aku tidak ada uang maka aku harus cari uang dan tidak mungkin
bisa cari uang semudah itu, ah, mendingan ngamen sajalah yang penting makan
dulu, sekolah besok saja,” inilah sebagian pendapat mereka yang men-judge pikiran mereka sendiri dengan
ketakutan yang sudah mendarah daging dan turun temurun dari keluarga mereka. Memang
sangat sulit untuk meyakinkan pada banyak anak bangsa yang mau bangkit dari
keterbatasan dan kekurangan, uang dan waktu adalah penyebabnya. Mereka menjadi
peragu yang akut soal 2 hal ini, mengurungkan masa depannya pada kondisi yang
hanya itu-itu saja. Padahal sebenarnya mereka sangat membutuhkan pendidikan dan
keterampilan untuk berusaha membangun diri dan kehidupannya kelak.
Mungkin hanya
ini saja yang baru saja ambil hikmah dari artikel di atas, terdapat beberapa
peluang dan tantangan yang saya lihat dari segi ekonomi dan sumber daya
manusia.