test

Jumat, 13 April 2012

Sejarah Pendidikan Kejuruan di Indonesia



Sejarah Pendidikan Kejuruan di Indonesia

Sejarah pendidikan teknik dan kejuruan di Indonesia diawali dengan didirikannya Ambacht School van Soerabaja tahun 1853 oleh pihak swasta. Sekolah ini terutama ditujukan untuk laki-laki keturunan Eropa khususnya Belanda, dari golongan miskin yang tinggal di Hindia Belanda ketika itu.

Pada akhir abad ke-19 pemerintah Hindia Belanda mendirikan suatu lembaga pendidikan di Jakarta dengan nama Ambacht Leergang. Kemudian pada tahun 1901 dilanjutkan dengan pembukaan lembaga pendidikan bernama Koningin Welhelmina School (KWS) yang para siswanya terdiri atas tamatan Europeese School yang diperuntukan khusus untuk orang-orang Eropa.
Pendidikan teknik dan kejuruan tingkat pertama di Indonesia menjelang akhir masa penjajahan Belanda hingga masa pendudukan Jepang (1942-1945) terdiri atas: Ambacht Leergang, yang mempersiapkan pekerja-pekerja tukang, Ambacht School, yang memberikan latihan yang lebih tinggi, dan Technische School, yang memberikan latihan yang lebih tinggi dan bersifat teoritis.

Ketiga jenis lembaga pendidikan teknik dan kejuruan ini tetap bertahan sesudah Indonesia merdeka dengan mengalami perubahan-perubahan nama dan beberapa perubahan kurikulum. Perkembangan jumlah sekolah berjalan pesat sesuai dengan meningkatnya minat para pemuda untuk menuntut pengetahuan teknik dan kejuruan. 
lanjutan: http://yppti.org/index.php?option=com_content&view=article&id=47:sejarah-pendidikan-kejuruan-di-indonesia&catid=5:artikel&Itemid=4


pandangan dan komentar tentang artikel di atas

Artikel ini membahas tentang awal mulanya pendidikan kejuruan di Indonesia, dari sini dapat kita ketahui bahwa semua pendidikan kejuruan di Indonesia bermula pada abad 19 dan diprakarsai dan bibangun oleh tangan asing (penjajah saat itu), yang tujuan awalnya adalah untuk kepentingan mereka sendiri yaitu untuk mendidik dan mengajar kepada anak-anak mereka yang saat itu harus mendapatkan pengetahuan agar tidak terdepak dari kekejaman jaman saat itu. Memang status penjajah tidak mengurungkan niat untuk hanya menyiksa dan mengambil untung dari masyarakat pribumi kita, tetapi mereka juga membutuhkan dasar ilmu yang penting untuk kelangsungan hidup mereka saat itu, dan pendidikan yang pertama-tama adalah tentang keterampilan dasar pekerjaan manusia.
Setelah masa kemerdekaan, banyak sekolah peninggalan mereka yang akhirnya menjadi sekolah yang khusus untuk kepentingan yang sangat dibutuhkan bangsa kita, sekolah yang bisa menjadikan lulusannya punya keterampilan, ilmu dan dapat langsung bekerja dengan kemampuan mereka yang didapat dari sekolah itu. Sekolah pertukangan, sekolah pertukangan lanjutan dan lain-lain adalah suatu pondasi yang sangat berpengaruh dalam pengembangan pendidikan yang bertujuan mengembangkan skill and knowledge di mana sangat dibutuhkan bangsa Indonesia yang sedang dalam tahap berkembang.
Sampai saat sekarang pun pendidikan kejuruan di Indonesia masih bisa berkembang, di mana terdapat banyak sekali peluang usaha yang bisa digali dari setiap sumber daya di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Memang tidak dengan mudah dapat kita cari peluang usaha maupun peluang kerja bila hanya mengandalkan keterampilan saja, tetapi dengan kita me-rediscover setiap sumber daya yang dapat kita manfaatkan maka akan banyak kita ketahui peluang usaha baru. Lalu dengan kita temukan peluang usaha baru itu, kita eksplorasi peluang itu, apakah kita sudah mampu mengembangkannya dan membangunnya. Bila belum, di sinilah peluang pengembangan pendidikan kejuruan yang dibutuhkan. Dengan membuka jurusan atau program keahlian baru yang kita sesuaikan dengan peluang yang ada, maka akan ada lulusan yang siap mengembangkan peluang itu yang dapat berarti secara tidak langsung ikut mengembangkan perekonomian Indonesia. Dengan peluang usaha baru, akan ada pekerjaan baru yang bisa mengurangi jumlah pengangguran di negeri ini, di mana berasal dari pendidikan kejuruan yang mengajarkan tentang tidak hanya keterampilan tetapi juga ilmu pengetahuan lain yang saling mendukung dan ber-korelasi.
Dari pendidikan kejuruan yang ada, untuk membuka program kejuruan yang baru ataupun sekolah yang baru akan banyak sekali tantangan dan masalah. Ekonomi yang jarang pasang tetapi sering surut, status sosial tiap orang yang beranekaragam, pemahaman tentang sekolah yang berbeda-beda, keragu-raguan masyarakat pada kemampuan diri mereka sendiri bisa menjadi faktor tantangan yang berat. Kita sudah punya sumber daya yang disediakan alam, tinggal kita manfaatkan dengan baik maka akan baik juga hasilnya, tetapi dari masyarakat kita sendirilah yang tidak yakin dan takut untuk berusaha dengan berbagai macam alasan dan masalah seperti uang, waktu, ragu-ragu. Banyak dari masyarakat kita dari keluarga kurang mampu, untuk makan saja sulit apalagi untuk sekolah, untuk mencari makan perlu bekerja dan waktu untuk bekerja tidak bisa digantikan untuk bersekolah, bayangkan saja anak umur 10 tahun sudah bisa cari uang dengan mengamen, cari rongsokan, jual koran, mungkin saja mereka berpikir, “jika aku sekolah aku perlu uang yang tidak sedikit, tetapi aku tidak ada uang maka aku harus cari uang dan tidak mungkin bisa cari uang semudah itu, ah, mendingan ngamen sajalah yang penting makan dulu, sekolah besok saja,” inilah sebagian pendapat mereka yang men-judge pikiran mereka sendiri dengan ketakutan yang sudah mendarah daging dan turun temurun dari keluarga mereka. Memang sangat sulit untuk meyakinkan pada banyak anak bangsa yang mau bangkit dari keterbatasan dan kekurangan, uang dan waktu adalah penyebabnya. Mereka menjadi peragu yang akut soal 2 hal ini, mengurungkan masa depannya pada kondisi yang hanya itu-itu saja. Padahal sebenarnya mereka sangat membutuhkan pendidikan dan keterampilan untuk berusaha membangun diri dan kehidupannya kelak.
Mungkin hanya ini saja yang baru saja ambil hikmah dari artikel di atas, terdapat beberapa peluang dan tantangan yang saya lihat dari segi ekonomi dan sumber daya manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar