test

Selasa, 04 September 2012

mulutku berbicara


mulutku berbicara

ketika sesuatu yang dianggap benar dipertahankan

ketika sesuatu yang memang benar malah diacuhkan
layaknya membuka pintu, rasanya telah membuka padahal pintunya terkunci
layaknya menanam pohon, rasanya sudah dalam padahal belum digali
apakah yang kuucapkan benar
apakah yang kuucapkan salah
kita hidup dalam bayangan kita sendiri
bagaimana dengan orang lain?
orang lain hanyalah seperti kita dengan jiwa dan raga yang lain
kita ini sama
untuk apa saling menyalahkan
aku, kamu dan mereka adalah jiwa yang lemah
tak ada satupun yang perlu disombongkan
aku tak marah
aku juga tak sedih
apalagi menyesal
karena memang tak ada yang perlu disesalkan
jalanku, jalanmu dan jalan mereka adalah berbeda,
tapi semua akan berakhir satu tujuan sama
tatkala oranglain takkan bertanggung jawab untuk lainnya
tatkala bapak tak bisa menolong anaknya
tatkala semua yang terjadi akan dipertanyakan
tatkala takkan ada lagi dusta dan kebohongan
akankah kita bertemu?
ditempat yang menyenangkan atau yang menderitakan,

ini hidup kita

bukan berarti semaunya
bukan juga berarti tak ada kebebasan
jalan yang kita tempuh, adalah jalan yang dipertaruhkan
aku juga tak tahu
mengapa aku begini
mengapa engkau begitu
perbedaan bukanlah perpisahan dan halangan tuk kita bersama

hidup ini untuk dinikmati bukan disesali,...

tapi yang pasti,
tak ada yang perlu ditakuti,
selain Sang Maha Kuasa